Pasarliga88.com - MOSKOW - Tim nasional Kroasia memiliki pemain hebat di semua lini, sebut saja Luka Modric, Ivan Perisic, Mario Mandzukic, Danijel Subasic, Mateo Kovacic atau Ivan Rakitic. Tapi, yang mengunggulkan mereka bisa menyentuh final? Sedikit sekali. Bahkan, di luar selebrasi eksplosif sang presiden Kolinda Grabar-Kitarovic di tribun penonton, pasukan Zlatko Daric kurang mendapat dukungan di dalam negerinya.
Berbeda dengan beberapa negara, warga Kroasia tidak begitu "peduli" tentang Modric dkk yang berlaga di Piala Dunia 2018. Bandingkan dengan Inggris, baru dua kali berlaga di babak Grup G dengan melumat Tunisia 2-1 dan menghancurkan Panama 6-1, pendukungnya di Rusia dan di negara asal mereka sudah menggembar-gemborkan lagu Football Coming Home. Dan, ketika The Three Lions – julukan Inggris – melangkah ke semifinal, 10.000 suporter terbang ke Moskow, bergabung dengan pendukung Inggris yang sudah ada sejak awal Piala Dunia. Atau fans negara dari Amerika Selatan dan Meksiko. Jumlah mereka sangat banyak dan tak ragu dalam menyuarakan dukungan terhadap tim kesayangannya.
Lalu, mengapa laskar kotak merah-putih tak dipuja? Ini karena isu korupsi mengiringi langkah Kroasia ke Rusia. Sikap untuk Vatreni – julukan Kroasia- pun terbagi dua. Media di kota-kota besar Kroasia, termasuk Zagreb, ada yang memuji kerja keras pasukan Daric, tapi tak sedikit yang memilih untuk nyinyir. "Apakah Dia Kandidat Ballon d’Or?" tulis surat kabar berpengaruh di Zagreb, merujuk pada kehebatan Modric pasca Krosia menjinakkan Inggris 2-1 di semifinal Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7) dini hari.
Tapi, bila kita nonton bareng di pub dan kafe di Kroasia, kebanyakan dari mereka mencemooh permainan para penggawa timnas. Bahkan ada lagu yang dibuat khusus untuk menyela Modric. "Dia (Modric) sudah tahu dan itu sudah sejak lama. Mungkin sekarang dia sudah terbiasa dan tak lagi peduli. Dia hanya bermain sebaik mungkin dan memberikan semua yang dia miliki di lapangan," ujar Ivan, suporter Kroasia yang hadir di Luzhniki Stadium, menyaksikan Vatreni menggilas The Three Lions.
Mengapa Modric cs begitu dihujat di negerinya? Tak bisa dibantah Modric merupakan simbol dari bangkitnya sepakbola Kroasia. Postur mungilnya tak menjadi penghalang Modric menyabet status sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Tapi, jelang keberangkatan ke Rusia, pemain Real Madrid itu menjadi pusat perhatian di Kroasia lantaran hal berbeda.
Modric dipanggil untuk bersaksi di pengadilan untuk kasus penggelapan dan penipuan yang menyeret Zdravko Mamic, awal Juni lalu. Awalnya Mamic dianggap sebagi orang paling berjasa dalam sepakbola modern negara itu. Tapi lantas diketahui dia mengambil keuntungan secara ilegal, penggelapan pajak penjualan pemain Dinamo Zagreb. Daftar pemain tersebut cukup panjang, di antaranya ada Modric dan Dejan Lovren. Jaring korupsi Mamic sungguh kuat, mulai dari Dinamo, hingga ke tim nasional Kroasia. "Bagaimana bisa pemain terbaik kita masuk ke dalam putaran skandal itu?" imbuh Ivan. "Tapi dia hanya terseret."
Mamic lantas dihukum 6,5 tahun setelah diputuskan bersalah atas tuduhan penggelapan pajak, sedangkan rekannya Damir Vrbanovic, direktur eksekutif Federasi Sepakbola Kroasia (CFF) diganjar tiga tahun penjara. Tapi, Sabtu (7/7), Vrbanovic hadir berdampingan dengan Kolinda Grabar-Kitarovic saat Kroasia menyingkirkan Rusia di perempat final Piala Dunia di Fisht Olympic Stadium, Sochi. Pemandangan ini membuat kening berkerut, masyarakat pun semakin skeptis terhadap manajemen sepakbola negara itu.
Namun, selebrasi Kolinda Grabar-Kitarovic mulai menumbuhkan cinta untuk armada Daric pun mulai mengalir deras. Dukungan tulus sang presiden dinilai sebagai upaya mempersatukan bangsa Hrvatska mendukung Modric dkk di final Piala Dunia 2018.
Kolinda Grabar-Kitarovic bersama suaminya, terbang ke Rusia dengan pesawat ekonomi berbarengan dengan fans untuk laga kontra Tim Beruang Merah – julukan Rusia- di Sochi.
Gaya selebrasi Grabar-Kitarovic mengundang perhatian global lantaran dia berjingkrak-jingkrak di hadapan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden FIFA Gianni Infantino. Selepas laga dia lantas menuju kamar ganti pemain, tanpa ragu dia memeluk penggawa yang masih bercucuran keringat seperti Modric, Perisic, Mandzukic, Marcelo Brozovic, Domagoj Vida, dan pemain lain serta tentu saja Daric.
"Kami datang ke sini untuk mendukung mereka, kami sangat bangga dengan semangat dan kerja keras para pemain. Biar saja, yang di sana (Kroasia) menunjukkan hal berbeda, tapi saya rasa semua rakyat Kroasia bangga," ujar pendukung Kroasia, Dejan, di Moskow.
Grabar-Kitarovic memperlakukan pasukan Vatreni sebagai pahlawan, dan semoga masyarakat Kroasia bakal satu hati mendukung kerja keras Modric dkk di final.
Prestasi terbaik Vatreni adalah Piala Dunia edisi 1998 dimana mereka menyabet tempat ketiga. Menambah manis catatan tersebut, pada event yang dihelat di Prancis itu adalah kala pertama Kroasia berlaga di Piala Dunia.
Berbeda dengan beberapa negara, warga Kroasia tidak begitu "peduli" tentang Modric dkk yang berlaga di Piala Dunia 2018. Bandingkan dengan Inggris, baru dua kali berlaga di babak Grup G dengan melumat Tunisia 2-1 dan menghancurkan Panama 6-1, pendukungnya di Rusia dan di negara asal mereka sudah menggembar-gemborkan lagu Football Coming Home. Dan, ketika The Three Lions – julukan Inggris – melangkah ke semifinal, 10.000 suporter terbang ke Moskow, bergabung dengan pendukung Inggris yang sudah ada sejak awal Piala Dunia. Atau fans negara dari Amerika Selatan dan Meksiko. Jumlah mereka sangat banyak dan tak ragu dalam menyuarakan dukungan terhadap tim kesayangannya.
Lalu, mengapa laskar kotak merah-putih tak dipuja? Ini karena isu korupsi mengiringi langkah Kroasia ke Rusia. Sikap untuk Vatreni – julukan Kroasia- pun terbagi dua. Media di kota-kota besar Kroasia, termasuk Zagreb, ada yang memuji kerja keras pasukan Daric, tapi tak sedikit yang memilih untuk nyinyir. "Apakah Dia Kandidat Ballon d’Or?" tulis surat kabar berpengaruh di Zagreb, merujuk pada kehebatan Modric pasca Krosia menjinakkan Inggris 2-1 di semifinal Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7) dini hari.
Tapi, bila kita nonton bareng di pub dan kafe di Kroasia, kebanyakan dari mereka mencemooh permainan para penggawa timnas. Bahkan ada lagu yang dibuat khusus untuk menyela Modric. "Dia (Modric) sudah tahu dan itu sudah sejak lama. Mungkin sekarang dia sudah terbiasa dan tak lagi peduli. Dia hanya bermain sebaik mungkin dan memberikan semua yang dia miliki di lapangan," ujar Ivan, suporter Kroasia yang hadir di Luzhniki Stadium, menyaksikan Vatreni menggilas The Three Lions.
Mengapa Modric cs begitu dihujat di negerinya? Tak bisa dibantah Modric merupakan simbol dari bangkitnya sepakbola Kroasia. Postur mungilnya tak menjadi penghalang Modric menyabet status sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Tapi, jelang keberangkatan ke Rusia, pemain Real Madrid itu menjadi pusat perhatian di Kroasia lantaran hal berbeda.
Modric dipanggil untuk bersaksi di pengadilan untuk kasus penggelapan dan penipuan yang menyeret Zdravko Mamic, awal Juni lalu. Awalnya Mamic dianggap sebagi orang paling berjasa dalam sepakbola modern negara itu. Tapi lantas diketahui dia mengambil keuntungan secara ilegal, penggelapan pajak penjualan pemain Dinamo Zagreb. Daftar pemain tersebut cukup panjang, di antaranya ada Modric dan Dejan Lovren. Jaring korupsi Mamic sungguh kuat, mulai dari Dinamo, hingga ke tim nasional Kroasia. "Bagaimana bisa pemain terbaik kita masuk ke dalam putaran skandal itu?" imbuh Ivan. "Tapi dia hanya terseret."
Mamic lantas dihukum 6,5 tahun setelah diputuskan bersalah atas tuduhan penggelapan pajak, sedangkan rekannya Damir Vrbanovic, direktur eksekutif Federasi Sepakbola Kroasia (CFF) diganjar tiga tahun penjara. Tapi, Sabtu (7/7), Vrbanovic hadir berdampingan dengan Kolinda Grabar-Kitarovic saat Kroasia menyingkirkan Rusia di perempat final Piala Dunia di Fisht Olympic Stadium, Sochi. Pemandangan ini membuat kening berkerut, masyarakat pun semakin skeptis terhadap manajemen sepakbola negara itu.
Namun, selebrasi Kolinda Grabar-Kitarovic mulai menumbuhkan cinta untuk armada Daric pun mulai mengalir deras. Dukungan tulus sang presiden dinilai sebagai upaya mempersatukan bangsa Hrvatska mendukung Modric dkk di final Piala Dunia 2018.
Kolinda Grabar-Kitarovic bersama suaminya, terbang ke Rusia dengan pesawat ekonomi berbarengan dengan fans untuk laga kontra Tim Beruang Merah – julukan Rusia- di Sochi.
Gaya selebrasi Grabar-Kitarovic mengundang perhatian global lantaran dia berjingkrak-jingkrak di hadapan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden FIFA Gianni Infantino. Selepas laga dia lantas menuju kamar ganti pemain, tanpa ragu dia memeluk penggawa yang masih bercucuran keringat seperti Modric, Perisic, Mandzukic, Marcelo Brozovic, Domagoj Vida, dan pemain lain serta tentu saja Daric.
"Kami datang ke sini untuk mendukung mereka, kami sangat bangga dengan semangat dan kerja keras para pemain. Biar saja, yang di sana (Kroasia) menunjukkan hal berbeda, tapi saya rasa semua rakyat Kroasia bangga," ujar pendukung Kroasia, Dejan, di Moskow.
Grabar-Kitarovic memperlakukan pasukan Vatreni sebagai pahlawan, dan semoga masyarakat Kroasia bakal satu hati mendukung kerja keras Modric dkk di final.
Prestasi terbaik Vatreni adalah Piala Dunia edisi 1998 dimana mereka menyabet tempat ketiga. Menambah manis catatan tersebut, pada event yang dihelat di Prancis itu adalah kala pertama Kroasia berlaga di Piala Dunia.
Saat itu, mirip dengan kondisi sekarang Kroasia dihuni pemain hebat di semua lini. Sebut saja Davor Suker, Robert Jarni, Zvonimir Boban, Robert Prosinecki, atau Mario Stanic. Nama pertama bahkan mengakhiri Piala Dunia sebagai pencetak gol terbanyak. Mampukah Modric dkk menulis sejarah baru di catatan sepakbola Kroasia dan dunia? Let’s see.
0 komentar :
Posting Komentar