Pasarliga99.com - Sudah lama Liverpool tak pernah menjadi juara di Premier League. Terakhir kali mereka menjadi juara dalam kompetisi kasta tertinggi Inggris ini pada tahun 1990. 27 tahun lalu. Peristiwa-peristiwa besar di dunia ini telah terjadi, namun Liverpool belum juga pernah menjadi juara di liga sejak itu.
Ketika Liverpool menyabet juara pada tahun 90-an itu, klub bermarkas di Anfield tersebut berada di bawah kontrol Kenny Dalglish. Hingga saat ini, 10 pergantian pelatih telah dilakukan, tentu saja, dengan harapan mampu kembali menjadi juara seperti dulu. Tapi buktinya belum ada hasil sampai sekarang.
Pelatih asal Jerman, Jurgen Klopp, ditunjuk sebagai pelatih Liverpool sejak bulan Oktober 2015. Setelah sukses bersama Borussia Dortmund. Pelatih 50 tahun tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kembali mentalitas juara dengan segala filosofinya.
Menunjuk Klopp sebagai pelatih Liverpool memang beralasan. Ketika menangani Dortmund, Klopp terbukti mampu memberikan dua gelar Bundesliga secara beruntun pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun berikutnya, Klopp bahkan mampu membawa klub dengan pemain biasa-biasa saja tersebut mampu lolos ke final Liga Champions.
Klopp memang pelatih unik. Ia anti membeli pemain yang sudah jadi yang harganya pasti mahal. Ia lebih suka membawa pemain muda yang harganya relatif masih murah, dan tentunya memiliki talenta. Selain itu, Klopp juga memegang teguh filosofi permainan atraktif dengan menerapkan ‘Gegenpressing’.
Mudahnya menjelaskan, ‘Gegenpressing’ milik Klopp adalah perkawinan antara ‘tiki-taka’ yang menekankan penguasaan bola dan melalukan penekanan pada lawan. Cara bermain seperti ini membutuhkan banyak tenaga sehingga sistem ini kerap disebut bak musik heavy metal. Maka, Klopp tak ingin anak asuhnya tampil kalem di atas lapangan. Mereka harus tampil garang sepanjang setiap pertandingan.
Yang perlu diketahui lagi, Klopp adalah pelatih yang dikenal yang lihai dalam membangun mental pemain dengan cara unik. Ketika masih melatih di FC Mainz dan sukses promosi ke Bundesliga pada 2004, dia mengajak skuatnya berlibur semi latihan di sebuah danau di Swedia yang tak ada listriknya. Ia juga bisa membaur dengan para pemainnya sehingga mendapatkan manfaat dari kedekatan itu.
Terlepas dari semua keunggulan itu, tapi Klopp terbukti belum mampu mempersembahkan gelar juara Premier League untuk Liverpool. Bahkan belum sekalipun Klopp menyabet gelar di kompetisi lainnya.
Ketika Liverpool menyabet juara pada tahun 90-an itu, klub bermarkas di Anfield tersebut berada di bawah kontrol Kenny Dalglish. Hingga saat ini, 10 pergantian pelatih telah dilakukan, tentu saja, dengan harapan mampu kembali menjadi juara seperti dulu. Tapi buktinya belum ada hasil sampai sekarang.
Pelatih asal Jerman, Jurgen Klopp, ditunjuk sebagai pelatih Liverpool sejak bulan Oktober 2015. Setelah sukses bersama Borussia Dortmund. Pelatih 50 tahun tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kembali mentalitas juara dengan segala filosofinya.
Menunjuk Klopp sebagai pelatih Liverpool memang beralasan. Ketika menangani Dortmund, Klopp terbukti mampu memberikan dua gelar Bundesliga secara beruntun pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun berikutnya, Klopp bahkan mampu membawa klub dengan pemain biasa-biasa saja tersebut mampu lolos ke final Liga Champions.
Klopp memang pelatih unik. Ia anti membeli pemain yang sudah jadi yang harganya pasti mahal. Ia lebih suka membawa pemain muda yang harganya relatif masih murah, dan tentunya memiliki talenta. Selain itu, Klopp juga memegang teguh filosofi permainan atraktif dengan menerapkan ‘Gegenpressing’.
Mudahnya menjelaskan, ‘Gegenpressing’ milik Klopp adalah perkawinan antara ‘tiki-taka’ yang menekankan penguasaan bola dan melalukan penekanan pada lawan. Cara bermain seperti ini membutuhkan banyak tenaga sehingga sistem ini kerap disebut bak musik heavy metal. Maka, Klopp tak ingin anak asuhnya tampil kalem di atas lapangan. Mereka harus tampil garang sepanjang setiap pertandingan.
Yang perlu diketahui lagi, Klopp adalah pelatih yang dikenal yang lihai dalam membangun mental pemain dengan cara unik. Ketika masih melatih di FC Mainz dan sukses promosi ke Bundesliga pada 2004, dia mengajak skuatnya berlibur semi latihan di sebuah danau di Swedia yang tak ada listriknya. Ia juga bisa membaur dengan para pemainnya sehingga mendapatkan manfaat dari kedekatan itu.
Terlepas dari semua keunggulan itu, tapi Klopp terbukti belum mampu mempersembahkan gelar juara Premier League untuk Liverpool. Bahkan belum sekalipun Klopp menyabet gelar di kompetisi lainnya.
Filosofi Klopp di Liverpool Tetap Sama
Di Liverpool, Klopp masih memegang teguh filosofinya yang dulu. Tapi hingga musim ketiganya bersama The Reds, ia masih belum menemukan kestabilan dalam sistemnya tersebut. Ia banyak mengalami masalah di lini pertahanan, apalagi jika diterapkan di Inggris. Dengan cara bermain yang menekan terlalu tinggi, jika dihadapkan dengan bola-bola panjang, maka Liverpool akan menemui masalah. Dan itu terjadi musim ini.
Soal menyerang, Liverpool memang tidak patut mendapat kritik berlebihan. Tapi soal bertahan, ia masih butuh kesolidan. Terbukti di Premier League saja, Liverpool telah mengalami 12 kali kebobolan dari tujuh pertandingan.
"Jelas bahwa kami kebobolan terlalu banyak, tak ada keraguan. Itu sangat berat untuk saya. Biasanya saya adalah pelatih pertahanan yang sangat bagus, tapi jelas itu tak berjalan terlalu baik sejauh ini," ucap Klopp setelah menghadapi Leicester City dalam kekalahan 2-0.
Klopp vs Jose Mourinho
Sementara itu, Jose Mourinho terbilang sukses menangani Manchester United. Sejak ditunjuk sebagai pelatih MU pada 2016, pelatih asal Portugal tersebut telah memberikan sejumlah gelar yang membanggakan di antaranya Piala Liga dan Liga Europa.
Musim ini Manchester United berpotensi memenangi Premier League, jika mampu mempertahankan performa seperti yang ditunjukkan akhir-akhir ini. Memasuki pekan ketujuh, MU belum sekalipun mengalami kekalahan sehingga mereka berada di peringkat kedua, memiliki poin sama dengan Manchester City yang menduduki peringkat pertama.
Sebagai pelatih, Mourinho lebih realistis. Ia tak memaksakan satu ide untuk semua situasi. Meskipun dikenal dengan pelatih yang pragmatis dan juga pelatih yang suka ‘parkir bus’, ia sebenarnya juga bisa bermain atraktif seperti Liverpool. Kapan MU bermain atraktif? Yaitu ketika lawan yang dihadapi relatif lebih lemah. Mereka tak segan menerapkan cara main yang pragmatis jika lawan yang dihadapi sepadan atau lebih kuat. Buktinya, pada tiga laga perdana Premier League musim ini, United selalu mendominasi lawan-lawannya dan bisa mengumpulkan 10 gol tanpa kebobolan.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Manchester United punya alternatif formasi. Ia bisa menggunakan tiga bek atau menggunakan empat bek. Hasilnya, MU selalu memetik kemenangan dalam enam pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Sementara itu Liverpool tetap bermain dengan konsep yang sama. Liverpool menjadikan formasi 4-3-3 sebagai sebuah pakem dan tentu saja dengan upaya untuk menerapkan gaya permainan Klopp yang mencak-mencak. Dan hasilnya, dalam tujuh pertandingan terakhir, The Reds hanya bisa sekali menang, kalah dua kali dan empat kali imbang.
Sebuah Cara untuk Klopp
Ada sebuah cara bagi Klopp membangkitkan timnya agar bisa meraih hasil maksimal bahkan menjuarai Premier League untuk pertama kalinya sejak 1990, yaitu dengan cara menjadi ‘pengabdi setan’.
Pertama, Klopp perlu sedikit melepas konsep ‘Gegenpressing’—jika tidak mau seluruhnya meninggalkannya. Sebab konsep itu mungkin memang bisa berlaku di Premier League, namun juga bisa tidak berjalan sama sekali. Oleh karena itu, Klopp perlu mempertimbangkan untuk mengikuti pemikiran pelatih klub ‘Pemuja Setan’ atau The Red Devils, Mourinho, yang pragmatis . Mungkin cara seperti itulah yang memang dibutuhkan klub untuk menjadi juara di liga.
“Kalau melihat dari kacamata pragmatisme, pemenang terakhir dari Premier League (Chelsea bersama Antonio Conte), mereka tidak memainkan sepak bola ofensif. Mereka bermain defensif dan mengandalkan serangan baik. Jadi, kalau melihat hasilnya, inilah cara untuk menjuarai Premier League,” kata Mourinho.
Jika memang Klopp tetap ingin kukuh dengan ideologinya, ia pun masih mungkin mengantarkan Liverpool menjadi juara. Tapi fakta belum bisa membuktikan itu. Saat ini Liverpool masih tertinggal di peringkat tujuh dengan jarak tujuh poin dari Manchester United.
Maka, jika Liverpool ingin meraih gelar juara dengan mudah, Klopp juga bisa menjadi pengabdi setan dengan cara lain. Mungkin mengandalkan dukun, atau dengan ajian jaran goyang atau dengan azimat yang entah apa kalian menyebutnya.
0 komentar :
Posting Komentar